Pantai koka dan
moni 8/23 20 juli 2016
Pernah ngerasain ga rasanya sebuah perjalanan itu jauh namun indah pada akhirnya? itu yang aku rasakan saat perjalanan ke pantai Koka dengan jarak tempuh 2 jam dari tempat kami menginap, lalu kembali lagi ke Beng goan karena kami akan menaiki bus menuju ke destinasi sebelumnya.
Pagi sekali kami
sudah bangun sekkitar jam 5 pagi . Berjalan di
kota Maumere melihat kegiatan pagi hari itu, masih sepi hanya ada
bebrapa orang tua yang sibuk mengantarkan anaknya pergi ke sekolah. Seorang
kakek dengan cucunya yang agak lasak tidak mau diam, bahkan ketika cucunya
menangispun sang kakek bingung harus bagaimana, namun terlihat jelas dimata
kakek itu bahwa ia sangat menyayangi cucunya.
Pasar di depan penginapan msih
sepi, hanya penjajal sedang bersiap-siap menjualkan barangnya, ibu-ibu degan
sarung khas Flores itu melipat kainnya hingga betis mereka pun kelihatan.
Tukang ojek belum siap mangkal, masih terbuai mimpi mereka, barangkali mimpi
mengojek dengan motor Harley dan penumpang yang banyak. Setelah puas bingung
dengan apa yang kami lakukan dengan berjalan malas menyeret kaki, kami melewati toko kue yang menjual kue yang susdah dimasak dari subuh, berhentilah kmi sarapan pagi di
rumah makan yang didepannya tertulis "menjual pempek Palembang" tapi yang ada hanya nasi campur.
Nafsu makan ku agak berkurang kala itu, bagaimana tidak? Seharudsnya dari jam 7
tadi kami sudah berada di jalan menuju pantai Koka, tapi motor pun kami belum
ada, pada jam 8 pagi berangkatlah kami menggunakan motor sewaan yang abangnya awalnya
masu dibayar seharga 55 ribu, namun pas tau kami dari pantai Koka , dia
meminta duit bensin seharga 30 ribu. Sialan, bensin secuil itu bias dibayar dengan harga 10 ribu saja, dasar mau untungnya saja, malas kami ribut di
tanah orang, kami bayarkan saja itu, walaupun tidak rela di dalam hati.
Kembali ke perjalanan pantai Koka. Agaknya 1,5 jam kami berjalan mulai dari
melewati Aimere dengan pinggiran pantai hingga melewati bukit yang turun
naik dan berkelok-kelok jaraknya 28 km kami sampai dengan selamat di pantai yang disebut-sebut pantai indah. Pantainya begitu
sepi, tidak terdapat sampah, namun ombak yang menggulung tinggi sehingga tidak
memungkinkan untuk berenang, pantai itu memiliki 2 sisi dengan dipisahkan bukit
yang menjulang tinggi, karena penasaran ingin melihat dari atas, kamipun naik ke
bukit dengan membayar uang pemeliharaan 5 ribu rupiah.
Dari ombak aja menjauh, apalagi dari kenyataan? HA. |
Tangganya terbuat dari
bambu yang di paku pada akar akar pohon yang ada dengan pijakan karung yang
diisikan pasir. Agak ekstrim sebenarnya tapi apa boleh buat demi pemandangan yang
indah. Sesampainya kami diatas tidak salah memang kami melewati tangga ekstrim
itu. Walaupun agak terik matahari yang menyambar, juga panas, pantai itu memang
indah. Dari bukit kita dapat melihat 2 sisi dari pantai itu, puas kami melihat
pemandangan, akhirnya turun. Sebentar sekali kami di pantai karena siangnya
kami sudah harus sampai di Maumere dan siap berangkat ke Moni. Awalnya kami mau
mengunjungi juga pantai Paga dan bukit Nilo tetapi karena alasan waktu akhirnya
meilih untuk pulang ke Maumere. Dengan waktu total 3 jam pulang pergi. Sampai
di Moni kami makan siang dan siap naik bus travel dengan harga 100 ribu.
Malamnya kami menginap di sao ria bungalow.