Memang akhir-akhir ini banyak kita
temukan pengguna kamera sony dan Fujifilm yang sedang booming dan lagi in,
apalagi pengguna kamera analog. So, the reason I write this article because I
want to tell you guys about my story with this analog camera.
Kamera Analog sendiri adalah
salah satu kategori kamera yang dalam tehnik pengambilan gambarnya, masih
menggunakan film seluloid. Film seluloid ini mempunyai tiga buah elemen dasar,
yaitu elemen optikal yang berupa berbagai macam lensa, elemen kimia berupafilm
seluloid itu sendiri, serta elemen mekanik yang berupa badan dari kamera itu sendiri.
Selain itu, kamera analog membutuhkan bukaan diafragma 1/f detik, sehingga
cahaya yang ditangkap, bisa diterimaoleh film tersebut menjadisebuah gambar.
Di dalam kehidupan masyarakat,
kamera analog ini biasanya lebih akrab dengan sebutan kamera film. Hal ini
disebabkan karena penggunaan film pada kamera tersebut, sebagai media perekam
atau penyimpanannya. Film tersebut juga biasa dikenal dengan sebutan klise atau
negatif.
Permulaan paling awal aku suka
menggunakan kamera vintage ini adalah ketika aku membeli kamera Diana F+ yang ternyata
menggunakan roll 120mm dan waktu itu aku masih bersekolah di Pekanbaru waktu
aku membeli kamera itu sekitaran kelas 2 SMP mungkin tahun 2011 ato 2012. Well,
Its kinda fail coz aku gatau penggunaan roll 120mm dan di pekanbaru jarang
banget ada yang jual roll itu, waktu itu aku ke asia baru photo yang punya took
tersebut cerita kepadaku dia pernah membeli roll itu tapi yang black and white
di Singapore , tapi udah lama banget kadaluarsanya kalau tidak salah tahun
2008,akhirnya aku dikasih gratis sama penjual took tersebut karena aku udah ga
pake lagi yeeeyy. Well, karna aku baru sekali nyobain jadi ya ga keluar
hasilnya, Cuma kaya garis garis ga jelas doang, kamera Diana sendiri kalo ga salah
termasuk jenis kamera lomo dan seperti kamera mainan soalnya ringan dan ga pake
batre, yang pake batre paling cuma flashnya. Akhirnya, kamera itupun kujual
karna rada ribet pake film 120mm dan jarang banget ada di Pekanbaru, adanya
mesen dan tukang cuci di Pekanbaru jarang dan susah banget.
Awal mula aku menggunakan kamera
analog ini adalah ketika aku berjalan-jalan di dekat daerah kawasan Mangga Dua
, saat berjalan aku melihat banyak sekali yang menjual kamera kokang (kamera jadul)
yang menurutku sangat unik tersebut. Aku berhenti di salah satu toko dengan
penjajalnya bapak-bapak yang sudah berumur yang sedang menawarkan kameranya,
aku bertanya iseng, “Pak kamera apa yang bagus untuk saya pakai, dan ini kamera
lama ya?” , dengan mengangkat salah satu kamera ia tawarkan aku merk YASHICA
FX-3.Awalnya sih cuma iseng dan ada uang tabungan ku yang baru saja aku ambil
dari atm, tapi ga tau kenapa aku langsung tertarik dengan penawaran bapak
tersebut. Setelah nego, aku dapat kamera plus dapet flash merk MINOLTA, I’m so
happy!
Saat beli aku gatau gimana cara
pakenya, yang jelas, aku taunya itu pake film dan yang menariknya lagi baik
kamera maupun flashnya mash menggunakan batre, dan itu unik banget menurutku
dan kembali lagi pada jaman dahulu. Ibuku
mengomel setelah tau aku beli kamera tersebut, soalnya mendadak sih , tapi
tidak apa karna belinya pake uang tabunganku sendiri. Setelah itu ibu bertanya
mengapa aku mau beli kamera jadul alias ketinggalan jaman itu, ya menurut ku
karna unik aja, dan sebelumnya aku sudah membeli kamera Polaroid yang harganya
juga lumayan, tapi ya karna sudah hobi dengan kamera jadi ya tkidak apa.
Aku mencobanya sekali dan hasilnya tidak
memuaskan alias buram dan aku gatau waktu itu gimana cara gunainnya, tapi
setelah baca baca di internet, sekarang aku mengerti dan hasilnya juga
menunjukan peningkatan juga. Film yang aku gunakan juga kebanyakan yang
kadaluarsa alias biasanya iso atau sensitifitas pada cahayan ya juga menurun ,
tapi terkadang ada efek yang aku suka sekali pada film kadaluarsa, yaitu efek
kehijauan yang menjadikan hasil hasil karyaku terkesan jadul dan vintage. Tapi alasan
pertama ku memilih film kadaluarsa ya karna harga filmnya murah HEHEHE.
Well, jadi intinya, kalo kamu
enasaran sama sesuatu seperti pengen coba kamera vintage ya cobain aja , siapa
tau suka. Oh iya, bucket list aku selanjutnya adalah gramophone, aku tertarik
banget pas pergi ke pasar santa, dan piringan hitamnya yang harganya rata-rata
100-200 ribu dan antik banget. Kira-kira harganya brp ya? Hmm.
So, this is it, ada beberapa hasil shoot
aku menggunakan superkadal alias superia kadaluarsa, hope you guys like it!
Cheers,
Alya
![]() |
Jalanan di kampung batik. |
![]() |
Foto yang diambil oleh ibuku saat kami pergi ke sungai hijau. |
![]() |
Ramayana adalah pusat perbelanjaan yang biasanya ibu-ibu suka belanja, tapi karna kebakaran, akhirnya semua toko dipindahkan di depannya. |
![]() |
Jalanan di Pekanbaru, btw ada sate padanya loh ngeheheh. |
![]() |
Back to Bali again. |
![]() |
Kebiasaan dari dulu, take selfie in mirror, tapi ini versi take it to the next level. |