Hai! Bulan lalu aku baru aja pulang dari jalan-jalan bereng temen kuliah ke tiga destinasi ternama di Bali, or maybe hanya orang-orang bali aja yang tau, karena for first timer yang datang ke Bali mungkin lokasi ini masih awam, dan biasanya cuma ke Bali selatan ato Ubud aja. Nah ketiga destinasi ini terletak di kabuapaten Karangasem. Btw judul post ini ku kasih nama melali, kenapa? karena dari bahasa Bali, melali artinya jalan-jalan hihi.
1. Bukit Asah
![]() |
The view from our hut, ceilee |
![]() |
foto full team duluu |
![]() |
Disana ada ayunan di depan warung yang berjualan cemilan, asik banget deh pokoknya. |
![]() |
Pas banget arah kiblatnya dapet view, and this taken by my friend, thank you! |
Awal perjalanan kami disuguhi dengan langit yang mendung, rasa malas sudah menghampiri karena berfikir hari itu akan hujan. " Yah jop kayanya bakal hujan deh ini tar nyampe sana" kataku sambil bergegas ke arah Grand mega hotel karena aku, Jovita, Desi dan Fortuna akan bertemu disana. "Mudahan engga al",jawab Jovita. Kami menunggu beberapa saat untuk Desi dan Fortuna akan menghampiri kami. Namun, lama kami menunggu mereka tak kunjung datang, ternyata oh ternyata janjiannya di Mega boutique hotel heheh. Perjalanan selama dua jam pun di mulai ke arah Padang bay, dengan kecepatan yang bisa dibilang nge-but itu pun kami melewati jalan Ida bagus mantra. langsung deh kita search di waze "Bukit asah" dan udah dapet langsung rutenya. Sempat bertanya dengan warga sekitar akhirnya sampailah kami di bukit yang sempat di ceritakan temanku yang sempat camping disana, menurutnya Bukit asah menyuguhkan pemandangan yang indah beserta dengan susah payahnya mereka menuju destinasi tersembunyi tersebut.
Memang trek pariwisata di Bali menantang degan jalanan bebatuan kami lewati. Setelah membayar 5000 per orang untuk tiket masuknya, sampailah kami di bubkit asah. memaang pemabndangannya bagus banget air biru terlihat jelas dengan bantuan matahari pagi yang menyembul diantara dedaunan yang ada dari sebelah timur kami.
Hampir semua tempat di Bukit asah memberi pemadangan yang cukup indah, dan langsung terlihat jelas dari hasil foto-foto kami yang tak perlu di edit lagi heheh. Ternyata , tidak hanya di tempat kami berdiri saja terdapat spot foto lucunya. tetapi jauh didepan masih terdapat tempat camping yang sempat di sebutkan oleh temanku. Tidak perlu menunggu lama akhirnya kami langsung capcus ke areal camping. Memang bagus tempatnya, dengan panas matahari anti-awan-terik-pagi-menjelang itu cukup membuatku menahan dahaga karena sedang berpuasa, dan peluh bercucuran, juga terlihat dari rambut lepek temanku Desi, Fortuna, dan Jovita, hahahah.
Setelah puas berbincang di bawah rumput ato lebih tepatnya semak belukar yang ada disana, kami pun melanjutkan perjalanan menuju artisan bali chocolate yang kta bapak-bapak yang kami temui di Bukit asah tidak terlalu jauh, sekitaran 15 menit dari sini. Sempat tidak tahu dimana letaknya, kami pun sampai. maka setiap ppengunjung diwajibkan untuk membeli sabun seharga 10 ribu ruiah sebagai tanda masuk. Agak bingung sebenarnya, bali chocolate factory ato soap factory? hahah engga deng becanda.
Artisan bali chocolate ini terkenal dengan ayunannya yang sangat membuat jantung berdebar, bagaimana tidak? kamu bisa menaiki ayunan tersebut dari tempat yang tingginya 2 meter lalu berayun sejuh sepuluh meter karena talinya yang kuat didikatkan ke 2 pohon kelapa yang berjarak kurang lebih 5 meter lalu berayun jauh setinggi 3 meter dihitung dari tanah yang paling bawah. Tanpa memakai pengaman! hahaha hanya bermodalkan pegangan tangan yang harus kuat.
3. Desa Bali Aga
Terdapat beberapa suku yang ada di Bali, salah satunya yang paling tertua dan pertama adalah Bali Aga, yang asli hingga saat zaman Majapahit berkuasapun, Bali Aga tidak terkalahkan. Dari Bali chocolate Factory , butuh waktu seekitar 15 menit juga menuju desa pegringsingan itu.
Saat kami sampai, terlihat rumah rumah pada areal tersebut memakai atap ijuk sebagai penutup, baru kali ini aku melihat bale-bale yang memakai atap ijuk, pola tata ruang nya tetapi mirip dengan desayanga da di bangli, dengan ayunan tradisionalnya yang terbuat dari kayu yang maih asli, bahkan aku melihat ada yang dibuat dari tahun 1800-an. kami hanya semoat berkeliling dn mengabadikan momen, dan bertanya-tanya dengna penduduk tentang pola tata ruang desa ini. Ketika akhirnya kami memutuskan untuk pulang , aku dan teman-teman sempat berhenti sejenak untuk beristirahat. Tidak disangka fortuna meminta salah satu fotografer proposional (dilihat dari 3 kamera yang bergelayutan di badannya) untuk mengabadikan momen kami ber 4. bahkan lensa kamera Fortuna sempat di bersihkan dengan bule paruh baya itu. Hahahahah dan memang tidak disangka karenaa sudah di setting hasil foto kami cukup jernih dan bagus.
Kami sempat melihat bapak-bapak dan pemuda berkumpul di salah satu bale agung untuk bersiap simulasi perang pandan yang terkenal hingga mancanegara itu. sayangnya perang pandan benerannya akan dilaksanakan 2 hari lagi. ya sudah rencnanya kkami ingin menonton tetapi tidak jadi karenaa takut kemaleman sampai di jimbaran mengingat erjalanan yang akan di tempuh selama 2 jam, belum lagi aku yang akan buka puasa. Aku melihat mba-mba cantik yang memakai baju tradisional berjalan cepat ke arahku, tampaknya dia akan menari dilihat dari riasannya. akhirnya aky meminta mba tersebut untuk berfoto seberntar. wanginya meen harus banget , sepertinya dia mandi kembang dulu sebelum tampil ya? hahaha.
![]() |
Ayunan Tradisionalnya. |
![]() |
coz I love indigo so much! |
![]() |
Ayamnya warna warniii |
![]() |
1854 meen |
![]() |
Persiapan simulasi perang pandan |
maka hari itu ditutup dengan aku dan Jovita makan di warung sop ikan batam, lamayan, BM terpenuhi. so, that's it! semoga bermanfaat ya, kalo kebali jangan main ke pantainya aja tapi coba lihat disisi pegunungan dan budayanaya. overall, perjalanan ini sangat mengesankan bagiku karena aku belum semoat meencari-cari info tentang tepat yang akan kami kunjungi jadinya ya no expecctation at first, but I like it! ketika jalan-jalan and no exectation, jadinya ya ga naruh harapan tinggi karna tar jatohnya sakit, eh? wkwkwk
Stay Groovy,
Alya.