Hal itu yang saya rasakan saat mendapatkan kartu nama dari seorang founder Coffee shop yang cukup ternama di Ubud.

"Bayangkan jika kamu tahu apa yang kamu lakukan". Ini teguran bagi saya. Saya yang mendapatkan kartu nama itu hanya bisa tertegun. Apa yang sedang saya lakukan? pertanyaan yang terus ternguan di hati saya.

Maka, sebelumnya saya sempat berbincang dengan bapak itu. Sesambil menyeduh, menimbang, menghitung takaran kopi yang harus diseduh. Beliau sempat mengambil jurusan arsitektur, ya, jurusan yang sudah saya pilih untuk menjadi masa depan saya. Beliau keluar, keluar tanpa menyelesaikan stduinya. Membuat saya bertanya-tanya. Bertanya mengapa ia menghindar dari apa yang ada.

Selanjutnya ia mengambil Seni sebagai penerus mimpinya. Itu membuka mata saya. Ia senang, Senang dengan apa yang ia punya. Menyeduh Kopi merupakan seni baginya.
"Bayangkan jika kamu tahu apa yang kamu lakukan". Rasa saat ini memang  hampa, tidak sedih, tidak senang, hanya bingung. Akankah hal-hal ini akan mengerahkan saya menujukebahagiaan yangsaya damba?

Rasa ini, rasa bingung ini diambang ingin meneruskan apa yangg saya tempuh Sebagai pekerjaan yang akan saya nikmati.

Mimpi pengembara ini bingung, antara hidup di ke "normal"an yang ada. Lalu mencari uang dan berjaan tak tentu arah. Atau hidup keluar dari zona nyaman, tidak tahu tentang ap ayang terjadi di kedepannya, bahagia dan dapat mengembara bebas.

Bila Chairil anwar bilang " Aku ingin hidup seribu tahun lagi !" Maka "Aku ingin jalan - jalan seribu tahun lagi !"