Malaysia, where my heart belongs.
April 25, 2018
Perjalanan tak terduga ini dimulai ketika aku yang sedang bingung perihal kegiatan berkunjung ke panti jompo, yang akhirnya membuatku untuk menelpon seorang sahabat dari SMA, Nadia Hasna. Percakapan dimulai dari pertanyaanku seputar kegiatan yang dulu sempat di lakukan saat SMA yaitu berkunjung ke Panti Jompo. Berakhir pada sebuah ajakan untuk mengunjunginya di Malaysia. Sahabatku, Rani yang memiliki rencana awal.
Tanpa pikir panjang dan kebetulan tanggal-tanggal itu merupakan Hari raya Nyepi di Bali membuatku semangat berangkat, beristirahat sejenak dari segala urusan yang sedikit membuat efek samping pada hati yang ingin senang.
Perjalanan dimulai pada tanggal 15 maret malam, dimulai dari bandara I Gusti ngurah Rai Bali dan berakhir di bandar udara internasional Kuala Lumpur atau nama gaulnya (KLIA). Aku di jemput nadia jam 2 pagi waktu setempat, tidak ada perbedaan waktu antara Denpasar dari Kuala Lumpur, cuaca dikabarkan sangat cerah (Gaya bicara pramugari). Pagi itu kami menginap di tempat temannya Nadia , yaitu Aisyah atau biasa di panggil Aishu, katanya karna Aisyah lucu jadi dipanggil Aishu, oke baiklah.
Gereja Santo Paulus Melaka |
Nasi Ayam Paling enak, belum nemu di tempat yang lain soalnya hahaha |
Nadia tinggal di sebuah Asrama dekat dengan kampusnya. Di sebuah daerah bernama Gombak. Nasi ayam yang ada disana merupakan favoritku, selain murah,juga banyak, dan enak. Tidak terlalu banyak yang kami lakukan hari itu, hanya melihat menara kembar, dan bertamu Rani di bukit bintang. Malamnya kami menghabiskan waktu berbincang ria, setelah lama tak jumpa (padahal baru 6 bulan ga ketemu) sambil makan Shawarma yang enak.
Jejeran sketsa yang di jual di dalam gereja. |
Bekas gereja Santo Paulus yang kami datangi di melaka. |
![]() |
Jalanan di dekat Sentral market |
![]() |
I found Bali in somewhere. |
![]() |
Jalanan di sekitar dataran merdeka. |
![]() |
Central market using Yashica , fujifilm Roll. |
![]() |
Pada salah satu sudut kampusnya Nadia. |
![]() |
Rasa ruang yang ada. |
![]() |
Kabut Tipis Bak Alam Fana Berasa Aladin di Negeri 1001 Malamnya. |
![]() |
Jalanan di Dataran Merdeka |
![]() |
Si Nadia |
![]() |
Batu Cave yuhu. |
![]() |
Bersama Ghiyats dan Rani. |
Esoknya kami bertemu Rani di Batu Cave. Rencana hari itu adalah berjalan ke Melaka. Janjian dengan Ghiyats, langsung berangkat ke Melaka menggunakan mobil sewaan dari asrama Nadia. Hari yang mengembalikan memori kala itu. Berempat kami adalah kawan SMA yang sedang berada di negeri orang. Tidak perlu banyak bicara, hanya butuh keberadaan saja. 2 jam perjalanan yang membuat nostalgia SMA ada.
Kami sampai di Melaka sekitar jam 3 siang, melihat museum sebentar dan setelah keliling sejenak, berhenti di gereja Santo Paulus, melihat saksi bisu peradaban pada masa lalu,dan kami akhirnya ingin menyewa sepeda, beruntungnya kami tidak perlu membayar sepeda karena sudah ada aplikasi, tinggal download, scan barcode dan siap untuk jalan. Nama aplikasinya ovo. Makan ikan asam pedas merupakan hal yang wajib untuk dicoba, walaupun biasanya aku juga udah merasakan pas pulang kampung ke Pekanbaru.
Esoknya, aku dan Nadia jalan-jalan ke kampusnya Nadia, siang yang panas membuat aku membeli es milo yang belom pernah aku dapat di Indonesia dan jeruk yang dingin. Tiba-tiba ada acara symposium di kampus dan aku menyamar menjadi salah satu mahasiswa yang ada disana hahah.
Random. Kata yang terbesit di benak perihal kami yang berjalan-jalan di jurusan arsitektur yang ada di sana. mengikuti symposium dan melihat orang nampil di stasiun kereta dekat dengan menara KL.
Mendung. Kala itu yang sedang mendung kami berjalan turun ke central market membeli oleh -oleh dan dataran merdeka. Sore yang menyenangkan karna dihabiskan dengan menikmati sungai dekat dengan mesjid dataran merdeka dengan permainan lampu biru dan asap yang keluar dari pinggir sungai membuat pemandangan yang disuguhkan menjadi romantis. Malamnya, aku bertemu dengan junior di SMA ku yaitu Raisa dan nadia (iya namanya sama ) di sebuat rooftop bar bernama Heli. Awalnya sedang hujan ketika aku sampai disana, namun, semakin menuju senja hujan reda dan kami dapat menikmati pemandangan KL tower , Ntrax dan menara kuala lumpur. Hari itu ditutup dengan kami makan di chicken mongolia dengan micin yang sangat jos.
Halaman Gereja Santo Paul |
Galeri Laksamana Cheng Ho |
Esoknya kami menuruju ke KLCC mengambil KRL jurusan KL sentral dan mengambil bus menuju KLIA. Pengalaman yang ku dapatkan selama 4 hari disana , tak tergantikan. Banyak hal-hal baru yang ku temui seperti berjalan di bukit bintang dan bahkan mengendarai mobil bersama teman-teman SMA ke Melaka.
Sebuah perjalanan bukan hanya berarti sebuah kebetulan, ia ada agar kau merasakan kenangan. Kenangan yang membuat kau menghargai hidupmu dan orang-orang yang ada dalam kenangan itu. Pun kebetulan adalah konspirasi alam semesta yang tak bisa kau atur garis ceritanya.
1 comments
♥️♥️♥️
ReplyDelete