BERLAYAR KE MIANGAS
April 26, 2020Jenis kapal yang membawa kami. |
Hampir semua pulau memiliki wajah yang sama, Air biru, pelabuhan beton dan beberapa kapal kecil disekitarnya. |
Kapal sabuk pada malam hari. |
BERLAYAR KE MIANGAS
Rasa puas tenggambar dari raut wajah Dimas, Koga dan Jo setelah mendapat kepastian keberangkatan kapal pada hari Selasa 11 september 2018. Saat itu kami pamit dari pulau Lembeh dan langsung pulang ke Manado untuk mengambil perlengkapan perjalanan. Aku dan Jovita langsung bergegas ke kosan Kitin untuk mengambil kamera Jo. Ah siapa sangka, kamera yang sudah kami bawa menjadi sia-sia, kenapa? Karena baterainya tertinggal di kosan Kitin saat kami sudah sampai pelabuhan Bitung. Ya sudahlah memang nasib haha.
Diperjalanan kembali dari Manado menuju Bitung, kami menaiki kendaraan umum dengan musik yang sangat menggelegar. Tawa kami pun yang menggelegar terkalahkan dengan begitu kerasnya suara musik, sampai rambut Jo yang pendek, bergetar akibat speaker yang berada dekat dengannya. Wajahnya pun langsung muram karena terganggu dengan musiknya. Saat itu Koga dan Jo duduk dekat speaker. Kami berempat saling memandang seakan memberi sinyal bahwa suara ini mengganggu kami tanpa menyinggung perasaan penumpang lainnya.
Jo mulai pindah tempat duduk secara perlahan, berbeda denganku, aku sangat menikmati suara musik yang keluar dari speaker haha, mencoba untuk tetap tenang karena aku tidak duduk dekat dengan speaker. Mulut Dimas terkatup rapat, ia diam, seolah tidak ada suapa apapun yang mengganggunya. Koga hanya bisa tertawa melihat tingkah laku kami. Dalam perjalanan pun, lambat laun kamu akan mulai terbiasa melihat gerak gerik teman perjalananmu. Tiap individu sangat berbeda dalam merespon apa yang terjadi disaat yang bersamaan. Hal ini, membuat aku ketagihan untuk melakukan perjalanan dengan teman-teman, melihat tingkah laku mereka dengan situasi yang sama.
KM Sabuk nusantara 38 yang akan mengantar kami ke ujung indonesia. Tertulis pada tiket :
KM. Sabuk Nusantara 38
BITUNG/1 – 11-09-2018 15: 00 – Miangas/1- 17-09-2018 21:00
Yap, lama waktu perjalanan melalui estimasi tiket adalah 6 hari dan ini adalah perjalanan kapal pertama yang cukup panjang untuk kami berempat, karena biasanya kami hanya menyeberang sekitar 5 sampai 6 jam. Kapal ini berukuran cukup besar dan terlihat tangguh untuk mengarungi ombak keras bulan september. Namun, rasa penasaran mengalahkan rasa takut kami.
Perjalanan ini bisa dibilang perjalanan 3 kawan lama dengan 1 kawan baru yang menumpang untuk berpetualang, karena awalnya Koga tidak pernah merencanakan untuk trip seperti ini. Masih ingat saat aku menghasut Dimas di bandara Surabaya kan? Kalau belum, baca cerita sebelumnya disini ya! Aku juga nyeletuk untuk mengajak Jovita saat kami sedang dalam perkuliahan. Ditambah dengan Koga yang baru kami temui saat perjalanan ke Kepualuan Togean. Dengan 6 hari lamanya, kami membeli tiket seharga Rp.52.800,- yang mengantarkan kami sampai tujuan akhir yaitu Pulau Miangas.
KM Sabuk Nusantara ini adalah program pemerintah bagi masyarakat kepulauan, hal ini juga membantu mereka menjual komoditas utama yang ada di kepulauan Sangihe, yaitu Kopra. Sebelum ada program ini, ongkos kapal bisa mencapai Rp.300.000,- hingga Rp.500.000,- pesawat menuju Melonguane saja bisa mencapai Rp. 1.200.000,- jadi ini salah satu program pemberintah yang cukup bagus.
“TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT”
Suara kapal yang keras menandakan awal perjalanan kami. Teman-teman WALE sempat mengatakan ke kami “Jadikan Laut sebagai Kawan” maka perjalanan ini untuk kami ialah “Menjadikan Laut Sulawesi Utara sebagai Kawan” dimulai. Dalam benakku, yang namanya kawan, terkadang bisa nyaman, terkadang bisa berantem yakan? Hal ini berlaku juga denganku dan laut. Terkadang aku sangat menikmati pemandangan dan buaian ombak, terkadang kalau terlalu lama bersama juga membuat mual dan ini yang aku katakan pada tahap “berantem” pada laut hahahah. Kami duduk di pelataran deck kapal atas. Angin laut berhembus dengan sangat kencang, angin musom barat, pikirku. Kami juga sempat mengobrol seraya membaca buku. Seperti yang kubilang sebelumnya, kapal ini akan berlayar selama 6 hari lebih, apakah akan tepat waktu?
Tidak semudah itu fergusso.
Cerita ini akan berlanjut pada post blog
selanjutnya. Banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah menemani kami
dalam perjalanan ini. Rasa kekeluargaan yang ku rasakan sungguh luar biasa,
mau kenal tidak kenal . Pada akhirnya torang semua bersaudara. Hal-hal
menyenangkan lainnya tanpa disadari akan berlanjut hingga kami sampai Miangas
pun sebaliknya. Tunggu cerita selanjutnya ya!
Spread the Love!
Alya.
0 comments